Thursday, December 29, 2011

Tranformer Cap Bajaj (Pada Suatu Ketika)


Animasi Indonesia emang gak kalah dari orang bule, I love Indonesia..

Putaran kincir angin Petruk-Gareng bergerak kencang seiring angin bertiup di hari itu. Suasana sebuah pasar tradisional lengkap dengan iringan lagu Perdamaian milik kelompok Nasyida Ria mengalun dari radio mini Jadul. Scene selanjutnya seorang kakek berkacamata, bercelana pendek, berbaju batik menyantap mi rebus di sebuah warung. Tak berapa lama gelombang radio yang diterima rusak, guncangan pun terjadi. Detail adegan sendok, meja hingga mi yang bergetar tergambar mendekati sempurna. Termasuk debu yang beterbangan.

Tiba-tiba UFO datang menutup langit pasar tradisional itu. Para pengunjung panik, suasana hiruk-pikuk terlihat. Bajaj yang terparkir di pasar bergetar hebat hingga sang pengemudi lari ketakutan keluar dari bajaj.
Setelah ditembak sinar oleh UFO, deretan bajaj yang terparkir itu berubah menjadi robot layaknya film Transformers . Tak berapa lama sebuah bus Doa Ibu juga ikutan jadi robot. Aksi robot itu membuat warga pasar tercengang. Disusul kemudian tulisan Tunggu klip kedua 2012. Itulah sekelemit video animasi bikinan Lakon Animasi bertajuk Pada Suatu Ketika.

Bisa dikatakan Pada Suatu Ketika merupakan animasi kelas internasional. Dari mulai cerita, desain, karakter hingga render, berkualitas baik. “Film animasi yang sukses biasanya lebih mengangkat karakter lokal dan cerita lokal. Karakter Pada Suatu Ketika sangat kuat, detail menonjol. Demikian halnya dengan proses render, finishing halus, lighting, partikel efek seperti debu, angin, juga berkualitas bagus,” ujar Doni seraya menyebutkan Anima Solo merupakan kumpulan animator yang lebih bersifat ke sosial edukasi soal animasi.

Lewat Pada Suatu Ketika, Solo membuktikan punya potensi animasi yang diperhitungkan buat dunia.

0 comments :

Post a Comment